Girls in the Dark: ketua b*nuh diri atau dib*nuh?

Kalian juga melihat jasad Itsumi di tempat kejadian, kan? Kenapa Itsumi meninggal di kompleks sekolah? Kenapa dia telungkup di dekat pot bunga di bawah teras? Kenapa dia memegang benda itu saat dia meninggal? Apa yang ingin disampaikan oleh gadis itu....?
-Akiyoshi Rikako-
Halloooo!!! Minggu lalu aku menemukan ada seseorang yang menjual novel Girls in the Dark bertanda tangan penulis, aku langsung menghubungi penjualnya tanpa pikir panjang. Sang penjual berulang kali mengatakan padaku bahwa kondisinya sudah tidak baik, namun aku meyakinkan penjual bahwa aku tidak mengkhawatirkan hal tersebut dan aku akan tetap membelinya. Aku membelinya di hari Minggu dan menerimanya di hari Rabu, aku membuka pembungkusnya dengan sangat hati-hati mengingat penjualnya sudah mengatakan bahwa kondisinya sudah tidak baik. Novel itu sudah ada di tanganku, aku mulai memperhatikan novel itu dengan saksama, setiap lembar terasa sangat kering dan semua sisinya sudah menguning, selain itu kondisinya masih sangat layak baca (Aku pikir kondisinya tidak baik seperti ada lembar sobek atau tidak terbaca, ternyata hanya menguning... leganya... 😄).


Judul Buku  : Girls in the Dark (暗黒女子)
Pengarang  : Akiyoshi Rikako (秋吉 理香子)
Penerbit  : Penerbit Haru
Tahun Terbit  : Cetakan pertama, Mei 2014
Genre  : Misteri
Kategori  : 15+
ISBN  : 978-602-7742-31-4
Ukuran  : 13 x 19 cm
Tebal buku  : 279 hlm
Harga buku  : Rp 52.000 (harga special offer website bookoopedia 6 tahun lalu)
Sinopsis :
Apa yang ingin disampaikan oleh gadis itu?

Gadis itu mati.

Ketua Klub Sastra, Shiraishi Itsumi, mati.

Di tangannya ada setangkai bunga lily.

Pembunuhan? Bunuh diri?
Tidak ada yang tahu.
Satu dari enam gadis anggota Klub Sastra
digosipkan sebagai pembunuh gadis cantik
berkarisma itu.

Seminggu sesudahnya, Klub Sastra mengadakan
pertemuan. Mereka ingin mengenang mantan ketua
mereka dengan sebuah cerita pendek. Namun
ternyata, cerita pendek yang mereka buat
adalah analisis masing-masing tentang siapa
pembunuh yang sebenarnya. Keenam gadis itu
bergantian membaca analisis mereka, tapi....

Kau... pernah berpikir ingin membunuh seseorang?

Aku mengubah warna fotonya menjadi hitam putih, aslinya lembar ini juga sudah menguning.

Mungkin kalian akan menganggap aku aneh, tetapi aku bisa menebak dimana sang ketua berada saat mulai membaca 11 halaman pertama, tapi aku tidak bisa membayangkan bagaimana dia bisa berakhir di sana. Dari penjelasan sinopsis sudah jelas keenam anggota Klub Sastra mengadakan pertemuan untuk mengenang mantan ketua mereka Shiraishi Itsumi. Acara pertemuan tersebut akhirnya menjadi ajang saling tuduh, cerita mereka tumpang tindih satu sama lain. Salah satu dari enam anggota klub adalah pembunuhnya, Sumikawa Sayuri sahabat sekaligus mantan wakil ketua klub, Nitani Mirei penerima beasiswa sekolah, Kominami Akane yang gemar memasak masakan ala barat, Diana Detcheva murid internasional asal Bulgaria, Koga Sonoko teman sekelas Itsumi yang bercita-cita menjadi dokter, atau Takaoka Shiyo si penulis profesional. Jika semua cerita pendek mereka tidak cocok satu sama lain, lantas cerita pendek siapa yang benar?

Aku jelas menyukai cerita ini, akan aku beri nilai ★★★★★ untuk cerita ini, plot twistnya sungguh mengejutkan. Penulis benar-benar membuat plot cerita ini dengan sangat baik, aku kagum saat membaca cerita pendek setiap tokohnya benar-benar terasa seperti karangan yang dibuat enam orang berbeda. Ceritanya menurutku sedikit rumit, jalan pikiran pembaca terus diarahkan penulis dari awal sampai akhir cerita. Aku hampir ragu dengan dugaanku karena arahan sang penulis sangat berbeda dengan yang aku bayangkan, "Jangan-jangan sang ketua tidak berada di situ..." begitu pikirku. Ternyata aku menebak tempat si mantan ketua dengan tepat, tetapi sang pembunuhnya adalah orang yang tidak terduga, satu-satunya orang yang tidak kucurigai dari awal sampai akhir cerita, karena itu aku sangat kesal sekaligus heran membacanya.

Jika membandingkan film dan novelnya, aku rasa perbedaan yang paling mencolok adalah ketiadaan tokoh Koga Sonoko di filmnya. Awalnya aku bingung mengapa di poster hanya ada 6 wajah murid sedangkan di dalam novel berkisahkan 7 murid (termasuk Itsumi). Dengan berkurangnya satu karakter jalan ceritanya juga sedikit berubah, namun aku merasa filmnya tetap bagus (dan terasa lebih ngeri karena suasananya tergambar dengan jelas lewat film). Hal yang menurutku lebih menarik lagi adalah biasanya aku akan memilih salah satu tokoh yang paling aku sukai dari sebuah film atau novel, kali ini aku tidak bisa memilih karena aku tidak menyukai semua tokoh, tidak satu pun.

Memory of Glass karya Akiyoshi Rikako-sensei menjadi salah satu novel yang banyak disarankan pembaca J-Lit Penerbit Haru, aku sudah membelinya tetapi aku belum sempat membacanya, aku harap aku bisa segera membacanya. Aku juga ingin membeli novel ini lagi yang memiliki bonus cerpen "Hukuman Telak" dan karya Akiyoshi Rikako-sensei yang lainnya terutama yang bertanda tangan (sekarang koleksi novel bertanda tangan Akiyoshi Rikako-sensei milikku masih kurang Holy Mother dan Absolute Justice). Sekian post kali ini dan sampai bertemu di post selanjutnya 😊.
-Alicia❤
Update, 13 September 2020
 
Aku menemukan seseorang menjual buku Girls in the Dark bertanda tangan dan aku kembali membeli buku ini. Berbeda dari buku sebelumnya yang di tanda tangan menggunakan ballpoint, buku yang baru aku beli di tanda tangani menggunakan spidol. Kalian bisa melihat ada sedikit perbedaan dalam kedua tanda tangan beliau, apa kalian juga memperhatikannya?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Neko Atsume!

Pertama kali baca karya Banana Yoshimoto-sensei "Rumah Tepi Danau"

Misteri Gadis Yugoslavia dalam 'Goodbye Fairy'